makalah modul 5 pembelajaran kelas rangkap
MAKALAH
PENYUSUNAN
RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP ( RPKR )
PDGK 4302 MODUL 5
DI
SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
DI SUSUN OLEH
SASNITA
|
835860032
|
SUDARTO
|
835860752
|
SUHARDI
|
835854569
|
TUTOR PEMBIMBING
ZAIDAN JAUHARI, S.Pd,
M.T.
PROGRAM
STARATA SATU PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS
TERBUKA ( UT
)UPBJJ
PALEMBANG
2019.2
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayahnya jualah
penulisan makalah yang berjudul PENYUSUNAN
RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP ( RPKR ) ini dapat diselesaikan tepat
waktu .
Saya
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan seingga penulis memohon kritik dan saran kepada semua pihak sehingga
saya dapat memperbaikinya dalam penulisan – penulisan makalah pada selanjutnya.
Demikianlah
akhir kata semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk
menambah ilmu pengetahuan penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca. Atas
bantuan dosen pembimbing dan semua pihak kami mengucapkab terimakasih.
Sekayu
, Oktober 2019
Salam
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................................1
Rumusan
Masalah.................................................................................................................1
Tujuan
Penulisan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
Analisis Struktur Kurikulum Sd Dan
Prosedur Dasar Pengembangan Pembelajaran Kelas
Rangkap.........................................................................................................................2
Prosedur
Dasar Pengembangan KerangkaRencana Pembelajaran …………………………………………..………………..……,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,……… 8
Perumusan
Indikator,Penataan Pengalaman Belajardan Kegiatan Kelas Rangkap
…………………………………………………..,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.9
Pengemasan
Pengalaman Belajar Dalam Kelas Rangkap …………………………….....9
Cara
Memilih Subtansi Belajar…………………………………………..………..…..…10
Cara
Menyusun Rancangan Kegiatan Bealajar …………………….………………….10
Cara
Memilih Sumber Dan Media Belajar …………………………………….……….10
Evaluasi
Program Pembelajaran Kelas Rangkap…………………………………….12
Petunjuk
Pelaksanaan Praktik Mata Kuliah Pkr…………………………………...……14
Penjelasan
Skala Nilai Apkg 2Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran Kelas
Rangkap …………………………………………………………..…19
Penjelasan/Cara
MenggunakanLembar Penilaian Simulasi Pembelajaran Kelas Rangkap
……………………………………………………………………………….……21
Penjelasan/Cara
MenggunakanLembar Penilaian Simulasi Pembelajaran Kelas Rangkap
…………………………………………………………………………………….22
BAB III PENUTUP..............................................................................................................23
Kesimpulan...........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
makalah ini akan mempelajari tentang penyusunan rencana PKR. Dalam
menyusun rencana PKR ini sangat penting
bagi terselenggaranya program PKR di SD. Ada yang menegaskan bahwa rencana yang
baik menjamin setidaknya tercapai 50% tujuan program. Untuk memberikan kemudahan
dalam upaya menguasai semua kemampuan tersebut dalam makalah ini akan membahas
sebagai berikut :
1. Analisis
struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pengembangan pembelajaran kelas
rangkap
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana
menyusun rencana PKR ?
2. Apa
yang harus kita ketahui dalam menyusun PKR ?
C. Tujuan
1. Dapat
menganalisis karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP ) SD
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANALISIS STRUKTUR
KURIKULUM SD DAN PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
1. Analisis
struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pembelajaran kelas rangkap
Istilah
kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang
secara umum di artikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk
mendapatkan status dan atau kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan (
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi ) pasti memiliki kurikulum atau program
pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun 1994 untuk jenjang pedidikan dasar
telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994. Karena pendidikan dasar terdiri
atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP 3 tahun ). SD
dan SLTP memiliki kurikulum masing – masing.
Pada
tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994 dan Suplemen tahun
1999. Dengan diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003) konsep KBK diteruskan
dalam wadah pengembangan kurikulum yang terdesentralisasi. Mulai tahun 2006,
dengan ditetapkannya Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan (SKL) dalam
PerMendiknas No.22 Tahun 2006, No. 23 Tahun 2006, dan No. 24 Tahun 2006, mulai
diterapkan secara bertahap pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
sebagai pelaksanaan dari Pasal 37 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Mulai tahun
2006, model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dikembangkan dan
dilaksanakan secara bertahap- berkelanjutan
pada setiap kabupaten/kota.
Bagi
kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang dipakai,
kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Di dalam
kurikulum dirumuskan tujuan pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan,
beban waktu belajar yang disediakan, dan pelaksanaan pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran. Adanya kurikulum sebagai dokumen tertulis belum
menjamin terjadinya proses pembelajaran. Adanya guru yang memahami dan mampu
menerapkan kurikulumlah yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Malah
ada yang menekankan peran guru sebagai kurikulum hidup. Oleh karena itu kita
sebagai guru SD mutlak wajib memahami kurikulum Sekolah Dasar. Selain itu, agar
kita sebagai guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, kita harus
menguasai prosedur dasar pengembangan pembelajaran. Dengan cara itu kurikulum
sebagai rumusan tertulis akan dapat diwujudkan menjadi proses belajar murid.
Perlu kita garis bawahi bahwa kurikulum disusun memang untuk mewujudkan
tercapainya tujuan belajar murid.
A. KARAKTERISTIK
KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
Sebagai
pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22Tahun 2006 tentang
Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23
Tahun 2006,
Kurikulum untuk Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI) memiliki
karakteristik sebagai berikut.
1. Kelompok Mata
Pelajaran
Merujuk pada
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional
Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis
pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah berlaku
pengelompokan mata pelajaran sebagai berikut.
a. kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata
pelajaran estetika;
e. kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Masing-masing
kelompok memiliki cakupan isi seperti dikutip dari Standar Isi (Permendiknas
No. 22 Tahun 2006), pada Tabel 5.1.
Tabel
5.1.
Cakupan
Kelompok Mata Pelajaran
No
|
Kelompok
Mata
Pelajaran
|
Cakupan
|
1
|
Agama
dan Akhlak
Mulia
|
Kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkanuntuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlakmulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai
perwujudan dari pendidikan agama.
|
2
|
Kewarganegaraan
dan
Kepribadian
|
Kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan,
jiwa
dan patriotisme
bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial,ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap
serta perilaku
anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
|
3
|
Ilmu
Pengetahuan
dan
Teknologi
|
Kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis,
kreatif dan mandiri.Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada
SMA/MA/SMALB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi
serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan,
dan kemandirian kerja.
|
4
|
Estetika
|
Kelompok mata
pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi
dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang harmonis.
|
5
|
Jasmani,
Olahraga
dan
Kesehatan
|
Kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup
sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
pada
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
dan kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk
meningkatkan
potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan
hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku
hidup sehat
yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan
seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.
|
Selain tujuan
dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar
kurikulum, ditetapkan beberapa prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut.
2. Prinsip
Pengembangan Kurikulum
Menurut Standar
Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), kurikulum tingkat satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite
sekolah berpedoman pada standar
kompetensi
lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh
BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsipprinsip berikut.
a. Berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Prinsip Pertama dinyatakan
bahwa ”Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan”. Hal ini mengandung makna bahwa pengembangan
potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan kepedulian utama.
b. Beragam dan
terpadu
Prinsip kedua dinyatakan
bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,muatan
lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.” Hal ini mengandung
makna bahwa antarsubstansi
kurikulum
dikembangkan secara saling berkaitan, dan secara keseluruhan kurikulum
dikembangkan secara berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi.
c. Tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Prinsip Ketiga dinyatakan
bahwa ”Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang
secara dinamis,
dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus
difungsikan sebagai wahana pendidikan untuk engakomodasikan dinamika
perkembangan pemikiran dan prakatek dalam dunia ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
d. Relevan
dengan kebutuhan kehidupan
Prinsip Keempat dinyatakan
bahwa ”Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.” Hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum harus bersifat fungsional, dalam pengertian
hasil belajar yang dihasilkan harus memberi bekal kepada peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan dan menjalani kehidupan nyata di lingkungannya.
e. Menyeluruh
dan berkesinambungan
Prinsip Kelima dinyatakan
bahwa ”Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.” Hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum harus menjadi wahana pengembangan kompetensi secara utuh dan
menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran yang satu dengan yang
lainnya memiliki saling keterkaitan.
f. Belajar
sepanjang hayat
Prinsip Keenam dinyatakan
bahwa ”Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan
antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.” Hal ini mengandung
makna bahwa isi
dan proses kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu dan mau belajar
untuk belajar terus menerus.
g. Seimbang
antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Prinsip Ketujuh dinyatakan
bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum
dikembangkan sebagai wahana pendidikan ke-Indonesiaan yang mampu merekat
keberagaman untuk membangunpersatuan Indonesia.
2. Prinsip
Pelaksanaan Kurikulum
Dalam
pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dinyatakan perlunya menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Prinsip
Pertama dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna
bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus
mendapatkan
pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.” Prinsip ini
secara operasional menuntut terlaksananya
kurikulum yang
memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal.
b. Prinsip
Kedua dinyatakan bahwa Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima
pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, (b) belajar untuk memahami
dan menghayati,
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar
untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri, melalui
proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan”. Prinsip ini
secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan
peserta didik mencapai kualitas proses dan hasil belajar
dalam suatu
keutuhan pilar belajar.
c. Prinsip
Ketiga dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi
ke- Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.” Prinsip ini secara
operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik
mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal sesuai dengan kecepatan
belajarnya masing-masing.
d. Prinsip
Keempat dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan
peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka,
dan hangat, dengan prinsip tut wurihandayani, ing madia mangun karsa, ing
ngarsa sung tulada (dibelakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah
membangunsemangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan)”Prinsip
ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yangmemungkinkan
peserta didikmembangun budaya belajar mandiri,kreatif dan mewarisi keteladanan.
e. Prinsip
Kelima dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan denganmenggunakan
pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajardan teknologi yang
memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitarsebagai sumber belajar, dengan
prinsip alam takambang jadi guru(semua yang terjadi, tergelar dan
berkembang di masyarakat danlingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta
dijadikan sumberbelajar, contoh dan teladan).” Prinsip ini secara operasional
menuntutterlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapaiketuntasan
kompetensi secara optimal dengan memanfaatkankeanekaragaman proses, dan sumber
yang tersedia dalam lingkunganterbuka.
f. Prinsip
Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan denganmendayagunakan
kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerahuntuk keberhasilan
pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajiansecara optimal.” Prinsip ini
secara operasional menuntut terlaksananyakurikulum yang memungkinkan peserta
didik dapat belajar secara efektif
dengan
memanfaatkan semua dimensi lingkungannya.
g. Prinsip
Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum yang mencakup seluruhkomponen
kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangandiri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan, dankesinambungan yang cocok dan memadai
antarkelas dan jenis sertajenjang pendidikan.” Prinsip ini secara operasional
menuntutterlaksananya kurikulum koheren atau harmonis dan
sistemik/bersistem.
3. Struktur
Kurikulum SD/MI
Dalam Standar
Isi dinyatakan bahwa “Struktur kurikulum SD/MImeliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjangpendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai
dengan Kelas VI.Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman pada
ketentuansebagai berikut.
a. “Kurikulum
SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, danpengembangan diri seperti
tertera pada Tabel 5.2.Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkankompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah,termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata
pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukanoleh satuan
pendidikan.Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuholeh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatankepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan dirisesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuaidengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan
atau dibimbing
oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapatdilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatanpengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial,belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
b. Substansi
mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan “IPS Terpadu”.
c. Pembelajaran
pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatantematik, sedangkan pada
Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melaluipendekatan mata pelajaran.
d. Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu
satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu
efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
B. PROSEDUR
DASAR PENGEMBANGAN KERANGKA
RENCANA
PEMBELAJARAN
Istilah
pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional berasal dari kata instruction
yang secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang
memungkinkan seseorang belajar. Istilah instruksionalmerupakan serapan dari
kata instructional dan kini secara bertukar-tukar dipakai istilah pembelajaran.
Jadi istilah pengembangan instruksional sama dengan pengembangan pembelajaran.
Prosedur dasar pengembangan instruksional merupakan disain atau cetak biru
pembelajaran. Tahun 1975 istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Sebagai suatu prosedur disain instruksional merupakan
langkah yang sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan pembelajaran dan
bahan pembelajaran. Jadi produk dari disain instruksional dapat berupa
persiapan pembelajaran, modul, bahan tutorial dan bentuk sarana pedagogis
lainnya. Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada
unsur-unsur dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman belajar
dan penilaian hasil belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan dengan Standar
Isi 2006, pembelajaran terkait pada proses pemberian asilitasi untuk menguasai
Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang ada dalam Struktur Kurikulum SD.
Bagaimana semua unsur tersebut seharusnya dikembangkan, kita dapat mengkaji
berbagai model disain instruksional yang bersifat umum. Dalam uraian ini kita akan
mencoba memanfaatkan model yang menerapkan pendekatan sistem yang berangkat
dari Kompetensi Dasar, sesuai dengan paradigma kurikulum berbasis kompetensi.
KB 2
PERUMUSAN
INDIKATOR,PENATAAN PENGALAMAN BELAJAR
DAN KEGIATAN KELAS RANGKAP
Perencanaan
kelasrangkap (PKR) tentunya berbeda banyak hal dengan perencanaan pembelajaran
kelastunggal (PKT). Sebagaimana kita ketahui prasyarat PKR adalah seorang guru
harus melayani kelompok murid yang beraneka ragam (segi usia ,kemampuan, hubungan
social, gaya belajar,danuntjukkerjanya). dimanaseseorang guru di tuntut untuk
dapat member perlakuan atau pelayanan yang juga beraneka ragam,pelajaran di
kelolah sedemikian rupa demi terciptanya suasana tepat guna,dan bermakna
(meaningful) bagi murid.
Dalam membuat
perencanaan pembelajaran kelasrangkap (PKR) seorang guru
harusmelakukanserangkaiankegiatan ,antara lain:
1.
Menggunakanstandarisiuntukmengembangkanindikatorpengalamanbelajar
2.
Merumuskanindikatoratasdasaranalisismuatankompetensidasar
3.
Merumuskankegiatanpembelajarankelasrangkap
4.
Meilihsumberdan
media belajaruntukmendukungkelasrangkap
A.
PENGEMASAN
PENGALAMAN BELAJAR DALAM KELAS RANGKAP
Untuk
mengemas pengalaman belajar dalam rangka PKR maka kita harus mengetahui standar
isi dengan muatannya dari berbagai mata pelajaran pada tingattan tiap kelas
jika kita akan melakukan PKR untuk mata pelajaran yang sama dengan tingkatan
kelas berbeda maka pengembangan standar isi dan penjabaran muatan moral yang
akan kita buat rumusan pengalaman belajarnya kita sandingkan untuk di kaji
penjabarannya untuk tingkatan kelas yang berbeda sesuai intruksionalnya
sehingga tersusunlah pengalaman belajar yang kita bias terapkan pada
tingkat-tingkatan kelas.
Ada
beberapaprinsipteoris yang harus di perhatikan dalam menetapkan topic
pembelajran dalam PKR yaitu:
1. Berorientasi
kepada tujuan
2. Di
sesuaikan dengan karakteristik murid (kelas ,usia,kemampuan)
3. Di
sesuaikan dengan pengolahan kemampuan guru
4. Layaksarana
pendukung
5. Tidak
bersipat di paksakan
KTSP
SDdi
Indonesia menganut model yang
berorientasikepadakompetensikeseluruhankegiatanperencanaan,pembelajarandanpenilaianharusbertolakdaritujuandantertujupadapencapaiantujuan
yang telah di rumuskan
,tujuanpendidikanmemilikibanyakaras(banyaktingkat)mulaidariarastertinggitujuanpendidikannasionalsampaiketujuaninstruksionalharusmencerminkanarasdangugusprilaku
,guruPKRharusdapatmemilihungkapanprilaku (bentukkerjaoperasional) yang
mewadahimateri yang terkandungdalam topic sesuaidenganarasdangugusnya.
B.
CARA
MEMILIH SUBTANSI BELAJAR
Bajaradalahrincianmateri
yang dapatberupapakta ,konsep,teori,nilai,prosedur, dankegiatanbelajar yang di
jabarkandaritujuandan topic PKR yang telah di pilih.
Untukdapatmelakukanpemilihanmateri
yang memadaiadasyarat-syaratyangharus di perhatikanantara lain:
1. Mendukungketercapaiankompetensidasardanindikator
2. Berkaitaneratdenganmaterisebelumnya
3. Di
dukungsaranadansumberbelajar yang tersediahataudapatdisediakan
4. Sesuaidenganperkembangan
mental murid
5. Menjadidasarbagistudilebihlanjut.
C. CARA MENYUSUN RANCANGAN KEGIATAN BEALAJAR
yang
di maksudrancangandisaindalamkegiatanpembelajaranadalahkerangkaberpikir yang
melakukanbentukpenataaninteraksi (model pembelajaran) guru
muridsumberbelajardalamrangkapencapaiantujaunbelajar .
ada
model dasarpembelajaran yang mengaitkanseluruh model(model weil murphy dan
Mcgreal:1986) model dasrinimemiliki lima langkasebagaiberikut:
1. Orientasiataupendahuluan
(guru menetapkantujuan,langkahdanmateri)
2. Pengemangan
(guru menjelaskankonsepatauketerampilan,mendemontrasikan model
,danmengecekpengertianmurid )
3. Latihanterstruktur
(guru memandukegiatankelompokmurid,memberibalikandanmuridmemberitanggapan)
4. Latihanterbimbing
(muridberlatihmemahamikonsepbaru,gurumemantau,
danselanjutnyamurid-muridberlatih di luarkelas)
5. Latihanbebasataumandiri
(guru memeriksadanmembetulkanhasillatihan di
luarkelasdanmuridmelanjutkanlatihanmandiri).
Secaraumumadaduagugus
model pembelajaranmerangkapkelasyakni,prosesbealjararahansendiri(PBAS)Dan
proses belajarmelaluikerjasama(PBMKS).
D. CARA MEMILIH SUMBER DAN
MEDIA BELAJAR
Secarasederhana
media belajarmencakupbahandanalat audio seperti I kaset audio
dansiaranradio,bahandanalat visual
sepertisiarantv,gambar,dandiagram,bendatiruandanbendaseseunggunya tang di
pilihsesuailingkungandantpatguna.
Layaklingkunganartinya
media yang dipakaiitutersedah di lingkungansejitar,sehingadapat di
manfaatkanoleh guru dengansebaik-baiknya
KEGIATAN
BELAJAR 3
EVALUASI
PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
A. CARA
PENILAIAN TERHADAP PELAKSANAAN PKR
1.
Mengecek
Keterlaksanaan Jadwal
PKR Yang baik seharusnya terjadwal dengan baik.
Artinya anda sadar dan siap betul kapan, di kelas mana, dan materi pembelajaran
mana yang AKn diajarkan di kelas – kelas yang di rangkap PKR Yang baik tidak
bias dilaksanakan incidental artinya sewaktu-waktu karena situasi.
2.
Mengecek
Keterlaksanaan Pembelajaran di kelas-kelas yang di Rangkap
Dalam rangka PKR tentunya guru sudah mempersiapkan
kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dikerjakan di kelas yang di rangkap, dan
kegiatan-kegiatan apa pula yang diharapkan dapat dilakukan oleh murid.
3.
Mencatat
Materi Pembelajaran yang tidak sempat diajarkan
Contohnya misalnya anda mendadak mendapat tugas
lain, atau terjadi banjir atau kejadian lain.
4.
Mencatat
Kegiatan Yang Tertunda,
5.
Mencatat
Tugas-Tugas Yang Harus Di Berikan Kepada Murid Hari Minggu Berikutnya,
6.
Mencatat
Pertanyaan Murid Yang Belum Sempat Terjawab,
7.
Mencatat
Murid-Murid Yang Belum Banyak Terlibat Secara Baktif Dalam Belajar,
8.
Menulis
Hal-Hal Yang Perlu Anda Perbaiki Dalam PKR,
9.
Mencatat
Hal-Hal Yang Memuaskan Dan Mengecewakan Anda Sebagai Guru Dalam PKR,
10. Mengapa harus mencatat hal-hal yang
perlu dibicarakan dengan guru lain,
B. BAGAIMANA
MEMANFAATKAN HASIL PENILAIAN PROSES BELAJAR MURID DALAM MEMPERBAIKI PKR
Selama ini tentu
anda sudah terbiasa memberikan tes atas ulangan mengenai hal-hal yang tidak diajarkan, bukan ? pernahkah anda
memanfaatkan nilai ulangan murid untuk memperbaiki PKR ? misalnya anda
melaksanakan PKR dikelas III dan IV. Ternyata kelas III cendrungmendapat nilai
baik karena kelas III Dan IV Selalu dirangkap dalam satu ruangan tanpa penyekat
atau pemisah ruangan.
PETUNJUK
PELAKSANAAN PRAKTIK MATA KULIAH PKR
A. PENYUSUNAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
1. Menetapkan
Model PKR
Model PKR yang
dapat anda pilih untuk kegiatan praktik PKR yang dilakukan dikelas anda sendiri
adalah model PKR 221 atau PKR 222.
2. Menyusun
Rancangan PKR untuk Kegiatan Praktik dan simulasi
B. PELAKSANAAN
PRAKTEK DAN SIMULASI PEMBELARAN KELAS RANGKAP
1.
Konsultasikan
proses praktek PKR yang harus anda lakukan dengan kepala sekolah dan meminta
izin untuk praktek. Kemudian anda harus mencari teman sejawat sesama guru dari
tingkat kelas yang berbeda untuk diminta bantuannya sebagai mitra mengajar ( jika anda memilih mengajar secara tim ) di
kelas pada saat praktek PKR.
2.
Anda
juga harus menyiapkan siswa-siswa di kelas anda dan menerangkan scenario
praktek PKR yang akan anda lakukan serta bagaimana seharusnya para siswa anda
bersikap jika dicampur dengan kakak atau adik kelas mereka karena anda
mempratekkan PKR.
3.
Anda
juga harus membahas dan mempelajari bersama alat penilaian yang digunakan untuk
mengobservasi penampilan anda dalam PKR bersama-sama kepala sekolah/teman
sejawat sesame guru yang dimintai tolong untuk mengobservasi dan memberi
penilaian terhadap penampilan anda.
4.
Praktek
PKR dikelas anda sendiri harus berlangsung sesuai dengan waktu jam pelajaran
yang sebenarnya.
C. ALAT
PENILAIAN PELAKSANAAAN PRAKTEK DAN SIMULASI PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
1.
Lembar
Refleksi Pelaksanaan Praktek Pembelajaran Kelas Rangkap
2.
Alat
Penilaian Kemampuan Merancang Pembelajaran Kelas Rangkap ( PKR )
PENJELASAN
SKALA NILAI APKG 1
LEMBAR
PENILAIAN
KEMAMPUAN
MERENCANAKAN PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP
1. Menentukan
Bahan Pembelajaran dan Merumuskan Tujuan/Indikator
Indikator :
1.1 Mengunakan Bahan Pembelajaran yang
sesuai dengan standar
isi dan kopetensi.
Penjelasan : Standar isi dan kopetensi dapat dilihat dari dokumen badan stsndar nasional yang dikeluarkan Badan Standar
Nasional
Pendidikan ( BSNP ) Depdiknas atau silabus yang
dikembangkan oleh sekolah .masing-masing.
Indikator : 1.2 Merumuskan Indikator
Penjelasan :
untuk butir ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.
Rumusan
Indikator Dinyatakan dengan jelas
sehingga tidak menimbulkan tafsiran ganda.
b.
Rumusan
indikator dinyatakan dengan lengkap, bila disebitkan rambu-rambu:
-
Subjek
belajar ( A=audience),
-
Tingkah
laku yang diharapkan dapat diamati dan diukur ( B=behavior),
-
Kondisi
( C= condition ),
-
Kriteria
keberhasilan ( D= degree).
c.
Indikator
berurutan secara logis, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke
yang komplek, dari yang kongret ke yang abstrak, atau dari ingatan hingga
menilai.
2. Mengembangkan
Dan Mengorganisasikan Materi, Media ( Alat Bantu Pemebelajaran ), Dan Sumber
Belajar.
Indikator :
2.1 mengembangkan dan mengorganisasikan Materi Untuk Model
PKR 221 dan 222.
Penjelasan :
Dalam mengembangkan dan
mengorganisasikan materi untuk model
PKR 221 dan 222, guru perlu mempertimbangkan descriptor- deskriptor
berikut.
Indikator :
2.2 menentukan media (alat bantu )
pembelajaran
Penjelasan :
yang dimaksud alat bantu pembelajaran (media) adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyajikan bahan pembelajaran
sehingga memudahkan siswa belajar (misalnya:
gambar, model, peta, dan “chart”), tidak termasuk papan tulis, pengapus dan kapur.
Indikator :
2.3 Memilih sumber belajar
Penjelasan :
Sumber belajar dapat berupa buku paket, buku pelengkap, manusia sumber, museum,
lingkungan, laboratorium, dan sebaginya.
3. Merencanakan
Skenario Kegiatan Pembelajaran Kelas Rangkap,
Indikator :
3.1 Menyusun langkah-langkah pemebelajaran kelas rangkap.
Penjelasan :
Langkah pemebelajaran meliputi pendahuluan, kegiatan inti/penyajian, dan penutup hendaknya memenuhi
kriteria berikut.
Indikatot :
3.2 Menentukan Alokasi waktu pembelajaran
kelas rangkap
Penjelasan :
Alokasi waktu pembelajaran kelas rangkap adalah pembagian waktu untuk setiap tahapan/jenis
kegiatan dalam suatu pertemuan.
Indikator : 3.4 menentukan cara- cara memotivasi siswa
Penjelasan :
memotivasi siswa adsalah upaya guru untuk membuat siswa belajar secara aktif.
4. Merancang
Pengelolaan Kelas
Indikator :
Menentukan cara-cara mengorganisasian siswa agar dapat berpartisipasi dalam pemebelajaran kelas
Rangkap.
Penjelasan : Yang dimaksud dengan pengorganisaian
siswa adalah kegiatan guru dalam menentukan pengelompokan.
Meberi tugas, menata alur kerja dan cara kerja,
sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
kelas rangkap yang dirancang.
5. Merencanakan
Prosedur, Jenis, dan Menyiapkan Alat Penilaian,
Indikator :
5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian
Penjelasan :
Prosedur Penilaian meliputi :
-
Penilai
proses, dan penilai akhir
Jenis penilaian
Meliputi :
-
Tes
lisan, tes tertulis, dan tes perbuatan.
Indikator :
5.2 Membuat alat-alat penilaian dan kunci
jawaban
Penjelasan :
Alat penilaian dapat berbentuk pertanyaan, tugas, dan lembar observasi,
sedangkan kunci jawaban dapat berupa kunci jawaban yang benar atau rambu-rambu
jawaban.
6. Tampilan
Dokumen Rencana Pembelajaran Kelas
Rangkap
Indikator : 6.1 kebersihan dan kerapian
Penjelasan : kebersihan dan kerapian rencana
pembelajaran kelas rangkap dapat dilihat dari penampilan fisik
rencana pembelajaran Kelas Rangkap.
Indikator : 6.2 Kebersihan dan kerapian
Penjelasan : Kebersihan dan kerapian rencana pembelajaran
kelas rangkap
hendaknya mengikuti kaidah Bahasa tulis yang baik.
2b.
Alat Penilaian Kemampuan Melaksanakan Praktek Pembelajaran Kelas Rangkap
Agar anda mendapatkan manfaat dari kegiatan praktek
yang anda lakukan, maka teman sejawat/kepala sekolah perlu melakukan pengamatan
kekitaanda sedang melaksanakan praktek pembelajaran kelas rangkap di kelas.
PENJELASAN SKALA NILAI APKG 2
LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
1. Melakukan
Pembelajaran
a. Indikator :
Melaksanakan tugas rutin kelas
Penjelasan : Tugas dapat berhubungan langsung atau
tidak langsung dengan kegiatan pembelajaran.
b. Indikator :
memulai kegiatan pembelajaran
Penjelasan :
kemampuan guru dalam memulai pembelajaran akan
mempengaruhi keberhasilan kegiatan selanjutnya.
c. Indikator :
mengunakan ragam kegiatan yang sesuai dengan kemampuan/tujuan/indicator, siswa,
situasi, dan lingkungan.
Penjelasan :
terdapat kesesuaian antara ragam kegiatan yang dipilih dan dugunakan guru dengan kemampuan/tujuan belajar, siswa, serta situasi yang
dihadapimdan lingkungan.
d. Indikator :
Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual, kelompok, atau klasikal.
Penjelasan : variasi
kegiatanyang bersifat individual, kelompok, dan
klasikal sangat penting dilakukanagar dapat memenuhi perbedaan individual siswa.
e. Indikator :
mengunakan sumber belajar
Penejelasan :
sumberbelajar dapat berupa buku pelajaran, diklat, modul, kamus, manusia sumber, museum, lingkungan, laboraturium, dsb.
f. Indikator :
menggunakan media belajar
Penjelasan : media
untuk alat bantu mengajar adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyajikan bahan pelajaran sehingga menarik perhatian dan memudahkan siswa dalam belajar.
g. Indikator :
mengunakan waktu pembelajaran secara efisien .
Penjelasan :
guru dapat mengatur dan memanfaatkan waktu belajar
secara optimal sehingga seluruh kegiatan
yang dirancang dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai kemampuan tujuan belajar.
h. Indikator :
mengakhiri kegiatan pembelajaran
Penjelasan :
guru dapat mengakhiri pembelajaran dengan cara merangkum mereviu ( menunjau
ulang ) meberikan penegasan untuk
hal-pembelajaran yang dilakukan.
2.
Mengelola Interaksi Kelas
a. Indikator :
Menunjukan
perhatian serta sikap bersabat, terbuka dan
penuh pengertian terhadap siswa
Penjelasan : Indikator ini
merujuk pada kemampuan dalam bersikap dan
berperilaku dengan siswa
b. Indikator :
memicu dan memelihara keterlibatan siswa
Penjelasan : kegiatan belajar terjadi karena apa yang
dilakukan’ Siswa secara aktif.
c. Indikator
: melakukan konsumsi secara efektif
Penjelasan : guru
mampu menjelaskan secara efektif konsep, ide dan prosedur yang bertalian dengan pembelajaran. Dengan Bahasa, lisan, tulis,
isyarat, ekspresi muka, ataupun gerakanbadan.
3. Mendemontrasikan
Kemampuan khusus dalam Pembelajaran Kelas Rangkap, ( isis lah dengan yang
sesuai dengan RP PKR Yang sedang )
a.
Mendemontrasikan
kemampuan khusus dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia
b.
Mendemontrasikan
kemampuan khusus dalam pembelajaran Matematika
c.
Mendemontrasikan
kemampuan khusus dalam pembelajaran IPA;
d.
Mendemontrasikan
kemampuan khusus dalam pembelajaran IPS;
4. Melaksanakan
penilaian proses dan hasil belajar
Kesan umum PelaksanaanPembelajan kelas
rangkap.
2c. Lembar penilaian simulasi dikelas
tutorial
Penjelasan/Cara
Menggunakan
Lembar Penilaian Simulasi Pembelajaran Kelas Rangkap
Lembar Penilaian Simulasi Pembelajaran Kelas Rangkap
A. PENDAHULUAN
KEGIATAN HAFAL
1.
Menarik Minat /Perhatian
2
Membewerikan Acuan
3
Membuat Kaitan
B. PENYAJIAN
KEGIATAN INTI
1.
Penjelasan
konsep/Data/Fakta/Pri.nsip, Dengan Contoh/ilustrasi/Demontrasi
2.
Tnya
– Jawab/pemberian Penguatan
3.
Pemberian
Tugas /latihan secara indufidu/kelompok evaluasi/proses.
C. PENUTUP/
KEGIATAN/AKHIR
1.
Peninjauan
Kembali
2.
Evaluasi
Hasil Belajar/ Pemberian Tindak Lanjut
3.
Lembar
Kesan
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pengembangan
potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan kepedulian utama
pengembangan KTSP SD. Antarsubstansi kurikulum di SD dikembangkan secara
berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi. Kurikulum harus
difungsikan sebagai wahana pendidikan untuk mengakomodasi dinamika perkembangan
pemikiran dan praktek dalam dunia ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni.
KTSP SD
harus bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang dihasilkan harus
memberi bekalk kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan dan menjalani
kehidupan nyata dilingkungannya. KTSP harus menjadi wahana pengembangan
kompetensi secara utuh dan menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya memiliki saling keterkaitan. Isi dan proses
kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu dan mau belajar untuk belajar
terus menerus. Kurikulum dikembangkan sebagai wahana pendidikan ke Indonesiaan
yang mampu merekat keberagaman untuk membangun persatuan Indonesia.
Kompetensi
dasar, khususnya memiliki muatan pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan
(mental/social/manual ) baik bersifat eksplisit maupun emplisit. Indikator
perilaku dan setiap muatan isi perlu dirumuskan dalam bentuk rumusan perilaku
operasional yang memungkinkan hasil belajarnya dapat diukur atau dideteksi
ketercapaiannya. Settiap satu indikator atau beberapa indikator, dapat
dirumuskan aktivitas belajar yang memerlukan aktivitas belajar yang memerlukan
fasilitas guru agar peserta didik dapat menguasai muatan dari KD tersebut
secara optimal. Rumusan pengalaman belajar pada dasarnya harus menjawab
substansi apa yang perlu dikuasai peserta didik dan bagaimana seyogyanya
peserta didik mencapai penguasan tersebut dengan atau tanpa fasilitas guru.
Standar
isi merupakan sumber utama dalam menetapkan indikator dan pengalaman belajar
PKR. Dalam menetapkan pengalaman belajar PKR guru dapat menggunakan kegiata
pemetaan topic dan sub topik menurut gugusannya. Substansi dan pengalama
belajar menunjuk pada penataan topik yang berbeda untuk tiap kelas dalam satu
mata pelajaran. Gugus atau kelompok topik merujuk pada penataan topik dan
subtopik untuk berbagai mata pelajaran. Dalam PKR orientasi pada aras dan gugus
topik perlu dikombinasikan terutama dalam merencanakan PKR kelas ganda dan mata
pelajaran ganda.
Yang
perlu dinilai dalam pelaksanaan PKR adalah :
1. Keterlaksanaan jadwal harian\
2. Keterlaksanaan
kegiatan pembelajaran pada kelas – kelas yang dirangkap
3. Materi
pelajaran yang tidak dapat diajarkan
4. Kegiatan
yang masih tertunda
5. Tugas –
tugas murid untuk hari atau minggu berikutnya
6. Pertanyaan
murid yang belum sempat di jawab
7. Murid –
murid yang belum banyak terlibat dalam proses belajar
8. Hal –
hal yang dirasa perly diperbaiki dalam PKR
9. Hal –hal
yang dirasakan masih mengecewakan guru
10. Hal –
hal yang dirasa perlu untuk dibicarakan dengan guru lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Dahar. R. W.
(1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Daughs, D.R.
(1989). Sodia Science. Utoh: Utah State University Press.
Daughs, D.R. and
Monson, J.A (1989). Science Technology, and Society.
Utah State
University Press.
Depdikbud
(1993). Kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta:
Depdikbud.
Depdikbud
(1991). Petunjuk Teknis Pembinaan SD Kecil. Jakarta: Dit-
Dikdas Ditjen
Dikdasmen.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Petunjuk Pelaksanaan
KBM SD (Kelas
11, IV, V, VI). Jakarta: Dit, Dikdas.
Republik
Indonesia (2003) Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara RI.
(2005) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
2005 tentang
Standar Nasional
Pendidikan.
Jakarta: Sekretariat Negara.
(2006) Peraturan
Mendiknas No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi.
Jakarta: Depdiknas.
(2006) Peraturan
Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang
Standar
Kompetensi Lulusan (SKL). Jakarta: Depdiknas
(2006) Peraturan Mendiknas No. 24 tahun
2006 tentang
Ketentuan
Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.
Jakarta:
Depdiknas
Dahar. R. W. ( 1989 ) Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Daughs. D.R.( 1989 ) Sodia – science. Utoh: Utah state University Press.
Doughs,
D.R. and Monson, J.A ( 1989 ). Secience Technology, end society.
Utah
State University Press.
Depdikbud
(1993 ). Kurikulum Pendidikan Dasar dan
pendidikan menengah..
Jakarta
: Depdikbud
Depar Temen Pendidikan Dan kebudayaan, ( 1994 ) . petunjuk pelaksanaan KBMSD
( kls II,IV,V,VI). Jakarta; Dit, Dikdas
Raharjo,E
dkk (1994). Ilmu pengetahuan alam, untuk
SD ( Kelas IV,V,VI).
Bandung:
Sarana Pancar Karya.
Repuplik Indonesia (2003) undang-undang no 20 tahun
2003 tentang system pendidikan Nasional.
Jakarta: Sekretaris Negara RI.
Komentar
Posting Komentar